PAHAM Guncang Dunia Pendidikan! Dari Kuliah Gratis di Makassar hingga Sekolah Rakyat Berasrama

FAKTAPUBLIK.ID (Boalemo,Gorontalo) – Pemerintahan Rum Pagau–Lahmudin Hambali kembali menunjukkan tajinya. Bukan hanya piawai menuntaskan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, duet pemimpin ini juga bergerak lebih jauh, menata masa depan generasi Boalemo lewat investasi pendidikan. Program kuliah gratis di Universitas Famika Makassar bagi lulusan SMA/SMK/MA hanyalah awal. Diketahui, penandatanganan MoU dengan Universitas Famika Makassar berlangsung pada Kamis (14/8/2025) di Kantor Bupati Boalemo. Sebanyak 50 orang mahasiswa beruntung menerima beasiswa penuh, dengan seluruh biaya kuliah ditanggung pemerintah. Kini, pemerintahan Rum Pagau–Lahmudin Hambali hadir dengan gebrakan lebih berani menghadirkan Sekolah Rakyat (SR), sebuah model sekolah gratis yang menyasar anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Di sekolah ini, para siswa bukan sekadar menerima pendidikan formal, melainkan fasilitas lengkap, asrama, hingga biaya hidup sehari-hari, seluruhnya ditanggung pemerintah. Sebuah kebijakan yang menggemparkan, karena menegaskan bahwa pendidikan adalah hak, bukan kemewahan.

Lebih dari itu, keseharian siswa benar-benar terarah, mulai dari ibadah, belajar, olahraga, hingga aktivitas sosial yang seluruhnya berlangsung di dalam lingkungan sekolah. Setiap aktivitas berjalan di bawah pengawasan intensif guru maupun pembina,

Jumat (29/8/2025), Desa Tutulo, Kecamatan Botumoito menjadi saksi sejarah. Wakil Bupati Boalemo, Lahmudin Hambali, mendampingi tim dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) RI yang meninjau langsung pembangunan Rintisan Sekolah Rakyat. Kunjungan ini bukan seremonial belaka, melainkan langkah konkret memastikan kesiapan lokasi, progres pembangunan, serta keseriusan pemerintah menghadirkan sekolah gratis bagi rakyat kecil.

“Tim tadi melakukan pengecekan progres pembangunan sekolah rintisan, sudah sejauh mana pelaksanaannya. Saya melihat progresnya luar biasa, dan kita berharap kunjungan ini akan semakin memperkuat komitmen agar sekolah rakyat ini bisa segera dimanfaatkan,” tegas Lahmudin dengan nada optimistis.

Sekolah Rakyat di Tutulo sudah menyiapkan 85 siswa, 13 guru, dan 1 kepala sekolah. Ada tiga rombongan belajar: dua rombel tingkat SD dan satu rombel tingkat SMP. Semua difasilitasi negara. Ini bukan proyek coba-coba, tetapi jawaban nyata atas kebutuhan pendidikan di Boalemo.

Meski sempat muncul stigma bahwa sekolah rakyat adalah “sekolah orang miskin”, Lahmudin menepis keras anggapan itu.
“Kita harus bersyukur dengan adanya sekolah rakyat ini. Kehadirannya bukan untuk membeda-bedakan, justru membuka akses bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu agar tetap memperoleh pendidikan yang layak. Fasilitasnya juga sangat baik, tidak kalah dengan sekolah lainnya,” tegasnya.

Bahkan, Lahmudin menekankan bahwa program ini adalah bagian dari kepedulian besar pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah, khususnya visi Presiden Prabowo Subianto yang mendorong pemerataan pendidikan.
“Sekolah rakyat ini adalah bentuk kepedulian pemerintah, khususnya Presiden, yang ingin menghadirkan akses pendidikan merata dan berkualitas bagi seluruh anak Indonesia, tanpa memandang status ekonomi. Jadi mari kita sambut dengan optimisme,” tambahnya.

Dengan kehadiran sekolah rakyat, wajah pendidikan Boalemo memasuki babak baru. Jika selama ini pembangunan identik dengan beton, jalan, dan jembatan, kini Boalemo membuktikan bahwa pembangunan sesungguhnya adalah mencetak manusia unggul dari generasi ke generasi. Rum Pagau–Lahmudin Hambali berhasil menorehkan jejak kepemimpinan yang bukan saja membangun daerah, tetapi mengangkat martabat rakyat melalui pendidikan gratis dan bermutu. (*) Lily

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *