Kepemimpinan Yang Menginspirasi, Harmoni Dua Pemimpin Boalemo

FAKTAPUBLIK.ID – Dalam dunia pemerintahan, keharmonisan antara pemimpin dan wakilnya kerap kali menjadi barang langka. Tidak sedikit kepala daerah dan wakilnya yang terjebak dalam konflik kepentingan, perbedaan pandangan, bahkan rivalitas personal. Namun, Kabupaten Boalemo menghadirkan narasi berbeda. Sebuah unggahan foto oleh Wakil Bupati Lahmudin Hambali pada Jumat pagi, 30 Mei 2025, menjadi contoh nyata yang layak dijadikan studi kasus dalam pendidikan kepemimpinan.

Foto tersebut memperlihatkan Lahmudin sedang berjalan bersama Bupati Boalemo, Rum Pagau, dalam suasana santai pada malam hari. Keduanya tampak berbincang hangat dan bergandengan tangan. Caption yang dituliskan oleh Lahmudin pun tidak kalah menginspirasi, “Hidup adalah rangkaian sebuah pilihan yang mengarahkan ke arah kebaikan.” Kalimat ini seolah merangkum filosofi mereka dalam mengemban amanah publik.

Respons masyarakat atas unggahan foto ini pun luar biasa. Banyak komentar positif yang menyebut keduanya sebagai sosok pemimpin besar yang kompak dan harmonis. Bahkan, ada yang menyebut mereka sebagai pemimpin yang tak bisa dipisahkan, bagai “dua sisi dalam mata uang”, Ungkapan ini mengandung makna mendalam dua pribadi yang berbeda, namun tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan roda pemerintahan. Ini adalah sebuah metafora yang menggambarkan harmoni dalam perbedaan peran dan kepribadian.

Dari sudut pandang akademik, relasi semacam ini merepresentasikan konsep shared leadership, kepemimpinan yang saling berbagi peran, tanggung jawab, dan dukungan emosional. Dalam praktiknya, Rum Pagau dan Lahmudin Hambali tidak hanya berbicara tentang pembangunan, mereka turun langsung, bekerja, dan menunjukkan keselarasan antara kata dan tindakan.

Kekompakan semacam ini tentu tidak lahir secara instan. Ia merupakan hasil dari proses panjang yang dilandasi saling percaya, integritas, dan visi bersama untuk menempatkan rakyat sebagai prioritas utama. Dalam konteks tata kelola pemerintahan lokal, model kepemimpinan seperti ini patut dijadikan teladan edukatif, bahwa sinergi antara pemimpin tidak hanya menghasilkan stabilitas, tetapi juga memperkuat profesionalisme birokrasi.

Foto tersebut bukan sekadar dokumentasi momen. Ia adalah simbol kesejukan di tengah panasnya dunia politik. Ia menjadi narasi visual yang menyampaikan pesan bahwa membangun daerah membutuhkan kolaborasi tulus, bukan sekadar bagi-bagi kekuasaan. (*) Ly

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *