FAKTAPUBLIK.ID – Haul Akbar tahun 2025 di Pondok Pesantren Al Khairat Tilamuta menjadi momen yang luar biasa sepanjang sejarah penyelenggaraan haul di Kabupaten Boalemo. Jamaah dari berbagai daerah hadir, namun yang paling mencuri perhatian adalah kehadiran Wakil Gubernur Papua Barat Daya, KH. Ahmad Nausrau, S.Pd.I., M.M.
Haul tahun ini terasa begitu istimewa karena dihadiri langsung oleh tokoh penting dari Provinsi tetangga. Kedatangan Wakil Gubernur Papua Barat Daya ini menjadi bukti bahwa nilai perjuangan dan keteladanan dua tokoh besar pendiri pesantren Al Khairat Tilamuta, Habib KH. Umar Alamri dan KH. Muhammad Abu Bakar, telah melampaui batas wilayah, menjangkau hati umat di seluruh penjuru Indonesia timur.
“Selain menghadiri Haul menghormati orang tua kita, Habib KH. Umar Alamri dan KH. Muhammad Abubakar, saya juga datang untuk bersilaturahmi dengan para sahabat dan senior sekaligus Pemerintah Kabupaten Boalemo,” ungkap KH. Ahmad Nausrau dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan, Jumat (18/7/2025).
Setibanya di Boalemo, Wakil Gubernur disambut dengan upacara adat Mopotilolo, bentuk penghormatan tertinggi dari masyarakat Boalemo kepada tamu agung. Sambutan hangat juga datang dari seluruh jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Boalemo.
Wakil Bupati Boalemo, Lahmudin Hambali, S.Sos., M.Si, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan bahagia atas kehadiran tokoh penting dari Papua Barat Daya tersebut.
“Ini adalah kebanggaan besar bagi kami. Kunjungan Wakil Gubernur Papua Barat Daya tidak hanya memberi semangat pada peringatan Haul ini, tetapi juga memperkuat tali silaturahmi antara Boalemo dan Papua Barat Daya,” ujar Wabup Lahmudin
Haul Akbar ini tidak hanya menjadi momen religius untuk mengenang jasa besar para ulama, tetapi juga menjadi ruang silaturahmi lintas wilayah, mempererat hubungan emosional antar tokoh dan pemerintah daerah.
Dengan kehadiran Wakil Gubernur dan penyambutan adat yang sakral, Haul Akbar 2025 menjadi simbol persatuan, penghormatan, dan kekuatan nilai-nilai keislaman yang hidup dalam tradisi pesantren dan budaya Nusantara. (*)





